Demo Buruh Tuntut Upah Minimum/Ist Manadotopnews.com -Pengusaha telah menghitung kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta ta...
Demo Buruh Tuntut Upah Minimum/Ist |
Manadotopnews.com-Pengusaha telah menghitung kenaikan upah minimum provinsi (UMP) DKI
Jakarta tahun 2015 paling besar hanya 11%. Nilai itu didapat dari survey
kenaikan presentase 60 item komponen hidup layak (KHL) buruh selama 5
bulan pertama (Februari-Juni) tahun 2014 yang hanya naik 10-11%.
Selain presentase kenaikan 60 item KHL, besaran UMP DKI Jakarta juga dihitung dari pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama setahun terakhir. Bagi Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun ini tidak sebaik tahun lalu.
"Sekarang pertumbuhan ekonomi di Jakarta tidak sesuai harapan dan tidak stabil," kata Sarman kepada wartawan, Selasa (7/10/2014).
Salah satu penyebab buruknya ekonomi Jakarta menurut Sarman adalah hiruk pikuk politik terutama menyangkut masalah kisruh penunjukan pemimpin DPR dan penentuan sistem pemilihan langsung atau tidak bagi kepala daerah. Hal itu menimbulkan sentimen negatif bagi investor.
"Awalnya perjalanan politik kita bagus, terpilihnya Jokowi sebagai presiden direspons positif pasar. Tetapi setelah gaya politik berubah. Indikator pertumbuhan ekonomi itu investasi. Investasi bertambah atau tidak tergantung iklim politik suatu negara," paparnya.
Ia meminta buruh mengerti situasi dan kondisi ekonomi Jakarta saat ini. Momen yang tidak mendukung serta buruknya dunia politik di Indonesia ikut mempengaruhi kondisi perekonomian Jakarta yang tidak sebaik tahun lalu.
"Kita sudah raba kenaikannya berapa. Ini yang harus disadari teman-teman serikat pekerja. Fenomena ini di depan mata kita," jelasnya.(*/dk/sh)
Selain presentase kenaikan 60 item KHL, besaran UMP DKI Jakarta juga dihitung dari pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama setahun terakhir. Bagi Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun ini tidak sebaik tahun lalu.
"Sekarang pertumbuhan ekonomi di Jakarta tidak sesuai harapan dan tidak stabil," kata Sarman kepada wartawan, Selasa (7/10/2014).
Salah satu penyebab buruknya ekonomi Jakarta menurut Sarman adalah hiruk pikuk politik terutama menyangkut masalah kisruh penunjukan pemimpin DPR dan penentuan sistem pemilihan langsung atau tidak bagi kepala daerah. Hal itu menimbulkan sentimen negatif bagi investor.
"Awalnya perjalanan politik kita bagus, terpilihnya Jokowi sebagai presiden direspons positif pasar. Tetapi setelah gaya politik berubah. Indikator pertumbuhan ekonomi itu investasi. Investasi bertambah atau tidak tergantung iklim politik suatu negara," paparnya.
Ia meminta buruh mengerti situasi dan kondisi ekonomi Jakarta saat ini. Momen yang tidak mendukung serta buruknya dunia politik di Indonesia ikut mempengaruhi kondisi perekonomian Jakarta yang tidak sebaik tahun lalu.
"Kita sudah raba kenaikannya berapa. Ini yang harus disadari teman-teman serikat pekerja. Fenomena ini di depan mata kita," jelasnya.(*/dk/sh)