Neni Sulaiman, P enjual M ie Cakalang Naik Haji/Ist Manadotopnews.com - Naik Haji bagi umat Muslim, tidak hanya merupakan Rukun Is...
Manadotopnews.com - Naik Haji bagi umat Muslim, tidak hanya merupakan Rukun Islam kelima yang diwajibankan, namun telah menjadi suatu kerinduan tersendiri. Buktinya, seorang ibu janda penjual mie cakalang, di Kota Manado, rela menyisihkan keutungannya sejak tahun 2000 silam, demi mewujutkan keinginannya untuk menuju ke tempat yang dimuliakan.
Neni Sulaiman, Ibu penjual mie Cakalang, mengaku untuk bisa berangkat haji, selain menabung dari hasil keuntungan jualannya sejak tahun 2000, juga ditambah dengan warisan mertua setelah suaminya meninggal. Keberangkan Neni di tahun 2014 ke tanah suci tak pelak membuat dirinya merasa bahagia, sebab Neni telah memupuk niatnya sejak suaminya masih hidup.
Neni meceritakan, saat uang tabungan yang disimpan Neni belum cukup sang suami yang selalu menemani hari - hatinya lebih dulu dijemput sang Illahi pada tahun 2007, akhirnya untuk menyambung hidup dan membesarkan ketiga anaknya, Neni kembali berjualan mie cakalang, (15/9).
Pada tahun 2010 lalu, niat Neni untuk naik haji semakin besar, kemudian dia berangkat ke Gorontalo untuk bertemu mertuanya dan akhirnya Neni medapat warisan sebesar 60 juta dan warisan tersebut dibagi kepada tiga anaknya masing – masing 15 juta dan sisanya dipakai untuk mendaftar haji, dan mendapat daftar tunggu selama empat tahun sehingga baru tahun 2014 ini Neni bisa ke tanah suci mekah.
Calon Jamaah Haji (CJH) Kelurahan Lawangirung, Kota Manado ini, patut mendapat acungan jempol, berkat kegigihan usahanya sebagai penjual mie cakalang yang bertempat di basement Mesjid Raya Ahmad Yani Manado.
Dengan ekspresi wajah sedih bercampur bahagia, saat berada di Mesjid Awwabyn, Lawangirung ketika akan dilepas untuk berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah Haji. Neni menyalami para CJH lainnya serta sanak keluarga untuk berpamitan sambil memegang koper haji, menuju bus rombongan CJH Babussalam, (*/dkw).
Neni Sulaiman, Ibu penjual mie Cakalang, mengaku untuk bisa berangkat haji, selain menabung dari hasil keuntungan jualannya sejak tahun 2000, juga ditambah dengan warisan mertua setelah suaminya meninggal. Keberangkan Neni di tahun 2014 ke tanah suci tak pelak membuat dirinya merasa bahagia, sebab Neni telah memupuk niatnya sejak suaminya masih hidup.
Neni meceritakan, saat uang tabungan yang disimpan Neni belum cukup sang suami yang selalu menemani hari - hatinya lebih dulu dijemput sang Illahi pada tahun 2007, akhirnya untuk menyambung hidup dan membesarkan ketiga anaknya, Neni kembali berjualan mie cakalang, (15/9).
Pada tahun 2010 lalu, niat Neni untuk naik haji semakin besar, kemudian dia berangkat ke Gorontalo untuk bertemu mertuanya dan akhirnya Neni medapat warisan sebesar 60 juta dan warisan tersebut dibagi kepada tiga anaknya masing – masing 15 juta dan sisanya dipakai untuk mendaftar haji, dan mendapat daftar tunggu selama empat tahun sehingga baru tahun 2014 ini Neni bisa ke tanah suci mekah.
Calon Jamaah Haji (CJH) Kelurahan Lawangirung, Kota Manado ini, patut mendapat acungan jempol, berkat kegigihan usahanya sebagai penjual mie cakalang yang bertempat di basement Mesjid Raya Ahmad Yani Manado.
Dengan ekspresi wajah sedih bercampur bahagia, saat berada di Mesjid Awwabyn, Lawangirung ketika akan dilepas untuk berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah Haji. Neni menyalami para CJH lainnya serta sanak keluarga untuk berpamitan sambil memegang koper haji, menuju bus rombongan CJH Babussalam, (*/dkw).