Nampak Sekda Muhammad Assagaf saat menghadiri pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Okulasi sambung samping dan pucuk pada tanaman kakao. ...
Nampak Sekda Muhammad Assagaf saat menghadiri pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Okulasi sambung samping dan pucuk pada tanaman kakao. |
Tutuyan, Manadotopnews.com -Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Ir Hi Muhammad Assagaf, menantang kepada Dinas Pertanian Dan Peternakan (Dispertanak), untuk membuat terobosan baru pada program tahun 2018.
Pernyataan tersebut disampaikan Assagaf saat mewakili Bupati Boltim dalam menghadiri acara pembukaan Pendidikan dan Pelatihan Okulasi sambung samping dan pucuk pada tanaman kakao, yang diselenggarakan oleh Dispertanak Boltim Selasa (01/08).
Dihadapan peserta pelatihan yang notabene adalah para petani asal Boltim, Assagaf mengatakan bahwa kegiatan pelatihan tersebut memang bermanfaat positif bagi petani. Namun menurutnya, masih ada hal yang lebih bermanfaat lagi untuk kesejahteraan petani yang harus dirumuskan oleh Instansi terkait yakni Dispertanak.
“Tidak bisa dipungkiri, saat ini budidaya tanaman kakao di Boltim belum menjadi salah satu tanaman unggulan. Hal ini disebabkan oleh hasil produksi yang diterima oleh petani dianggap belum mampu untuk memenuhi segala kebutuhan hidup petani. Dengan kata lain petani Boltim hanya sebatas menanam dan memanen hasil kakao lalu selanjutnya dijual kepada pengusaha pemborong biji kakao,” terang Assagaf.
Dijelaskannya, untuk meningkatkan dan memotivasi agar petani lebih serius dalam mengelola tanaman kakao ini, dibutuhkan peran penting dari Dinas terkait dalam hal ini Dispertanak untuk merumuskan suatu program dan inovasi baru, sehingga hasil dari budidaya tanaman kakao tersebut dapat dirasakan oleh petani bahkan bisa menjadikan petani itu sukses.
“Salah satu contoh, di daerah lain, petani kakao tidak hanya berpikir tentang pengelolaan tanaman dan hasil panennya lalu dijual berupa biji kakao kepada pengusaha, tapi mereka sudah mampu membuat suatu wadah atau kelompok yang bisa mengelola biji kakao tersebut menjadi pasta coklat yang siap dipasarkan. Dengan begitu, budget dari hasil kakao yang diterima oleh petani sangat besar dan menggiurkan,” tambahnya.
Namun, dikatakan Assagaf, untuk mewujudkan hal tersebut petani masih terkendala oleh keterampilan (SDM) dan modal. Sehingga, Assagaf menekankan kepada Dispertanak untuk terjun langsung ke lapangan guna melakukan pendataan terkait kebutuhan apa yang menjadi pokok kendala bagi petani, melakukan pendampingan, melakukan pengusulan bantuan ke provinsi maupun pusat terkait peralatan yang dibutuhkan petani.
“Saya menantang Dispertanak untuk membuat terobosan baru di tahun anggaran 2018. Program yang disusun di tahun 2018 harus benar-benar bisa membawa dampak perubahan yang signifikan terhadap petani. Jangan hanya membuat pelatihan yang sifatnya Cuma sekedar untuk menggugurkan kewajiban tetapi tidak berguna bagi petani Boltim,” tegas Assagaf.
Pada kesempatan itu, Assagaf juga sekaligus membuka secara resmi kegiatan Pelatihan tersebut. (Matt/Rey)