George Soros/Ist Manadotopnews.com - Siapa tak kenal George Soros. Pengusaha investasi yang terkenal sebagai spekulan valas yang pern...
George Soros/Ist |
Manadotopnews.com - Siapa tak kenal George Soros. Pengusaha investasi yang terkenal sebagai spekulan valas yang pernah menggegerkan dunia. Dia pernah dituding sebagai penyebab krisis moneter di Asia pada 1998, dan membuat bank sentral Inggris bangkrut.
Soros, 84 tahun, merupakan pendiri perusahaan investasi bernama Soros Fund Management. Perusahaan yang mengelola dana-dana besar ini membuat Soros kaya. Menurut Forbes seperti dikutip, Senin (16/3/2015), kekayaan Soros sekarang mencapai US$ 24,2 miliar atau sekitar Rp 290 triliun. Soros menduduki posisi nomor 29 terkaya di dunia.
George Soros telah memberikan standar baru untuk sebuah kesuksesan. Sebagai seorang filantropis, Soros mengembalikan semua uang yang didapatkannya di luar investasi.
Meninggalkan tanah kelahirannya Hungaria, Soros muda menimba ilmu di London School of Economics. Awal karir Soros bukan di sektor keuangan, melainkan bekerja di proyek rel kereta api dan pelayan restoran.
Setelah hijrah ke New York, Soros pun mencoba peruntungannya di Wall Street. Dengan modal US$ 12 juta, dia membuka perusahaan investasi.
Langkah ini terbukti sukses. Pada 1992 bersama mitranya Stan Druckenmiller, Soros 'memborong' poundsterling dan menangguk untung besar. Atas aksinya tersebut, Soros pun mendapat julukan sebagai pria yang membuat bank sentral Inggris bangkrut (The Man Who Broke the Bank of England).
Soal tudingan sebagai 'biang kerok' krisis Asia di 1997, Soros punya pembelaan
"Saya tidak mengambil posisi dalam pasar uang sejak beberapa bulan sebelum terjadinya krisis. Saya juga membuat kesalahan di Indonesia ketika rupiah jatuh, saya melepas terlalu awal di level Rp 6.000 yang kemudian ternyata mencapai Rp 10 ribu," ujar Soros pada 2006 lalu.
Soros mengatakan, krisis 1997 yang juga menghantam Indonesia, terjadi bukan karena kesalahan para spekulator.
Karena, pada dasarnya setiap pelaku pasar melakukan spekulasi. Soros menuding pihak regulator lalai menjaga aturan main di pasar keuangan. Sehingga pasar keuangan fluktuatif, dan mengakibatkan banyak kerusakan, termasuk krisis.
"Yang terjadi adalah kesalahan menerapkan sistem nilai tukar tetap yang tidak konsisten dan harus diubah. Saya melihat itu enam bulan sebelum krisis dan saya mengambil posisi ketika itu. Tapi saya tidak terkait dengan krisis karena saya tidak beroperasi di pasar saat terjadi krisis," tegasnya.
Menanggapi pertanyaan soal tudingan dari mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad yang menyebutnya sebagai orang tak bermoral, Soros menjawab spekulasi tidak terkait dengan masalah moral.
Pasalnya, spekulasi dilakukan untuk mencari keuntungan dan tidak memikirkan masyarakat di sekitar. "Moralitas tidak terkait dengan spekulasi," ujarnya. (*/dk/sh)