Ilustrasi Manadotopnews.com - Kasus demam berdarah di Sulawesi Utara (Sulut) umumnya telah menelan korban jiwa. Seluruh korban merup...
Ilustrasi |
Manadotopnews.com - Kasus demam berdarah di Sulawesi Utara (Sulut) umumnya telah menelan korban jiwa. Seluruh korban merupakan anak-anak, dan meninggal saat dirawat di RSUP Prof Kandou.
”Iya memang mulai kemarin, tiga pasien DBD telah meninggal dunia,” kata Kepala Sub Bagian Humas RSUP Prof Kandou Anatje Mieke Dondokambey, kepada wartawan, Selasa (27/1/2015)
Selama dirawat, pihak rumah sakit mengklaim telah melakukan penanganan maksimal. “Rumah sakit telah berupaya maksimal untuk menyembuhkan pasien, namun Tuhan berkehendak lain,” ungkapnya.
Tambah Mieke, sejak 2 Januari 2015, RSUP Prof Kandou telah melayani 94 pasien DBD yang terdiri dari pasien di luar Kota Manado. Dirinya berharap agar pasien DBD dapat dirawat dengan baik dan terselamatkan.
”Dari jumlah itu, sudah banyak yang pulang. Yang masih dirawat di rumah sakit tinggal 23 pasien. Pasien bukan hanya berasal dari Manado, namun ada juga yang datang dari daerah-daerah sekitar seperti Minsel, Mitra, Minut, Bitung hingga Bolaang Mongondow, karena dirujuk RSUD setempat,” katanya.
Sementara itu, dari RS Pancaran Kasih Manado diperoleh data, sejak awal tahun hingga sekarang ini, ada delapan pasien yang sedang dan sudah diobservasi. Satu di antaranya dinyatakan positif DBD.
”Pasien yang masuk ke RS Pancaran Kasih, lebih dulu diobservasi sesuai dengan gejala yang ada. Nah, dari delapan pasien yang diobservasi, baru satu yang positif DBD,” ujar Penanggungjawab Rekam Medik RS Pancaran Kasih, Martha Setlit.
Setlit mengatakan, masyarakat harus sebisa mungkin melakukan upaya pencegahan. ”Memang baru sedikit. Tapi bisa saja jadi banyak, karena upaya pencegahan tidak dilakukan sedini mungkin,” terangnya.
Sebelumnya, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Manado dr Joy Zeekeon mengatakan, kasus DBD seringkali meningkat di tiga bulan pertama ini. ”Peningkatan kasus DBD biasanya terjadi mulai Januari hingga Maret. Sehingga memang harus waspada,” ujarnya.
Dia menyarankan, pencegahan harus dilakukan masyarakat di tiga bulan tersebut. “Upayakan saja pencegahan dengan 3M, selain menjaga kebersihan lingkungan. Dinas kesehatan sendiri tetap berupaya mengambil langkah antisipasi,” terangnya. (*/st/sh)