Tari Perang "Cakalele"/Ist Manadotopnews.com-Suku Tountemboan (Tontemboan), merupakan sub-suku Minahasa, yang berdiam di ...
Tari Perang "Cakalele"/Ist |
Manadotopnews.com-Suku Tountemboan (Tontemboan), merupakan sub-suku Minahasa, yang
berdiam di kabupaten Minahasa bagian selatan di provinsi Sulawesi Utara.
Populasi suku Tountemboan diperkirakan sekitar 150.000 orang.
Suku Tountemboan, berkedudukan di Minahasa bagian Selatan yang mendiami daerah Langowan, Tompaso, Kawangkoan, Sonder, Tareran, Tumpaan, Amurang dan daerah di sepanjang kuala Ranoyapo yaitu di daerah Motoling, Kumelembuai, Ranoyapo, Tompaso Baru, Modoinding, Tenga dan Sinonsayang.
Suku ini berasal dari pakasa'an Tompakewa yang terdiri dari 6 walak:
Suku Tountemboan, berkedudukan di Minahasa bagian Selatan yang mendiami daerah Langowan, Tompaso, Kawangkoan, Sonder, Tareran, Tumpaan, Amurang dan daerah di sepanjang kuala Ranoyapo yaitu di daerah Motoling, Kumelembuai, Ranoyapo, Tompaso Baru, Modoinding, Tenga dan Sinonsayang.
Suku ini berasal dari pakasa'an Tompakewa yang terdiri dari 6 walak:
- Tompaso
- Langowan
- Tombasian
- Rumoong
- Tongkimbut atas (Kawangkoan)
- Tongkimbut bawah (Sonder).
Orang Tountemboan berbicara menggunakan bahasa Tountemboan. Bahasa Tountemboan merupakan salah satu dialek dari bahasa Minahasa.
Bahasa Tountemboan memiliki 2 dialek, yaitu:
- dialek Matana’i (Sonder dan sekitarnya)
- dialek Makela’i meliputi kecamatan Langowan, Tompaso’ dan sebagian Tompaso’ Baru.
Mitos leluhur orang Tountemboan, bahwa mereka juga berasal dari
keturunan Lumimu-ut, tapi dengan versi yang sedikit berbeda. Menurut
bentuk mitos ini, pada awalnya hanya ada lautan dan batu besar yang
disapu oleh gelombang, dan setelah itu seekor bangau berkeringat, dari
keringatnya menghasilkan seorang dewa perempuan yang disebut Lumimu-ut
(Loeang-Sermata).
Dinasehati oleh bangau itu akan keberadaan “negeri asali”, kemudian dia
mengambil dua genggam tanah yang ia sebarkan di atas batu, dan maka ia
menciptakan dunia, dimana ia menanam benih semua tanaman dan pohon, agar
mirip dengan “negeri asali”.
Setelah menciptakan bumi, Lumimu-ut naik ke gunung, lalu angin barat
bertiup dan membuatnya hamil. Seiring waktu ia melahirkan seorang anak
laki-laki, dan saat ia telah tumbuh menjadi dewasa, sang ibu menyuruhnya
mencari seorang istri, namun sejauh ia mencari, ia tidak menemukan
satupun.
Maka Lumimu-ut memberinya tongkat yang panjangnya sama dengan
tinggi badannya, memintanya mencari seorang perempuan yang harus lebih
pendek dari tinggi tongkat ini, dan bila ia menemukan perempuan
demikian, maka ia ditakdirkan untuk menikahinya.
Ibu dan anak ini kemudian berpisah, satu pergi ke kanan dan satu ke kiri, dan mereka keliling dunia, hingga akhirnya bertemu kembali, tanpa saling kenal, dan saat sang anak mencocokkan tinggi badan ibunya dengan tongkat, tinggi badan ibunya ternyata lebih pendek dari tongkat, karena tanpa sepengetahuannya, tongkat itu bertambah panjang. Karena itu, maka ia pun menikahi sang ibu, dan mereka melahirkan banyak anak, yang keturunannya menjadi leluhur orang-orang Tountemboan..
keterangan:
- pakasaan = anak suku
- walak = klan/ sub-suku lebih kecil di bawah pakasaan/ kelompok kecil seketurunan
(*/pm/sh)