Image/Penolakan Warga Pulau Bangka MTN.com -Terkait upaya PT Mikgro Metal Perdana (MMP) untuk menggunakan lahan warga Pulau Bangka sebag...
Image/Penolakan Warga Pulau Bangka |
Satu di antaranya Sofia (62), dirinya sejak lahir tinggal di Pulau Bangka, tepatnya di Desa Ehe Lingkungan Satu Kecamatan Likupang Timur.
Dia belum setuju karena uang ganti rugi lahan kurang. Selain itu pemberian dana dilakukan bertahap, hal ini membuatnya masih ragu untuk memberikan rumahnya.
"Rumah saya ditawar Rp 60 juta. Kalau dibayar bertahap begitu bagaimana mau buat rumah, untuk bayar pajak saja dananya tidak cukup," ungkapnya.
Yang membuatnya masih bersikeras belum mau menerima tawaran itu karena semuanya itu baru informasi, belum ada kepastian.
Mr Yang Shou Kang, Pimpinan Perusahaan PT MMP mengatakan, untuk warga yang belum mendapat bayaran penuh, akan diberikan uang tunggu Rp 1,2 Juta per bulan, namun hal tersebut akan dilaksanakan ketika sudah ada izin. Saat ini masih menunggu izin operasional dari Kementerian ESDM.
Sementara itu, terkait kasus dugaan pemukulan terhadap empat wisatawan asing di Pulau Bangka, menurut Wakil GM PT Mikgro Metal Perdana (MMP) Johan Gunawang, tidak disertai dengan penyitaan barang-barang milik mereka.
Hal ini ditegaskan Johan saat ditemui Tribun Manado di sela- sela penyerahan sumbangan kepada masyarakat Pulau Bangka, (7/6).
Mengenai kejadian pelemparan batu terhadap empat wisatawan asing yang sedang menyelam itu, Johan mengakuinya, namun tidak bermaksud untuk membuat keempat wisatawan itu terluka dan memang tidak ada yang terkena. "Itu hanya untuk membuat mereka naik ke permukaan dari laut," ujarnya.
Sementara, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Ehe Weli Takumansang mengatakan, saat itu mereka (keempat wisatawan asing) datang melakukan diving di depan jembatan Pantai Kayu Bulan yang bertepatan sedang dilakukan pembongkaran barang PT MMP dari atas kapal ke dermaga.
Kata dia, tempat tersebut sementara dibangun, masih ada batu yang disusun dan bisa membahayakan nyawa empat wisatawan itu. "Sesuai laporan yang saya terima dari security PT MMP, mereka bukan melarang tapi mengimbau agar jangan berada di sekitar situ, karena tidak ingin hal buruk terjadi," ujarnya.
"Untuk penyitaan tidak ada, untuk pelemparan saya tidak tahu pasti karena tidak ada di lokasi, itu juga tidak ada laporan dari pihak wisatawan asing,"ujarnya.
Serahkan bantuan
PT MMP memberikan sumbangan dengan total Rp 48,2 juta, yang diberikan kepada beberapa pelayan khusus seperti GMIM Imanuel Kahuku Rp 8 juta, KGPM Bersyera Ehe Rp 7 juta, KGPM Asli Kahuku Rp 7 juta, GPSDI Kahuku Rp 3 juta, GPDI Kahuku Rp 5 juta.
Kemudian kepada beberapa sekolah seperti TK Imanuel Kahuku Rp 2 juta, SD GMIM 67 Kahuku Rp 6 juta, SMP Nasional Kahuku Rp 6 juta, dan SD Nasional Kahuku Rp 6 juta, yang secara simbolis disaksikan oleh camat Likupang Timur Steyvi Watupongoh, Kumtua dan beberapa warga dari keempat desa, Ehe, Kahuku, Lihunu dan Libas. (*)