Italia vs Inggris/Ist MTN.com -Tim Nasional Inggris akan mencoba peruntungannya untuk membalas kekalahan dua tahun silam di perempatfin...
Italia vs Inggris/Ist |
MTN.com-Tim Nasional Inggris akan mencoba peruntungannya untuk membalas kekalahan dua tahun silam di perempatfinal Piala Eropa kontra Italia. Berisikan pemain-pemain bertalenta nan muda, Three Lions dapat saja mewujudkannya.
Namun jangan lupa, Italia selalu menjadi tim yang memiliki tradisi kuat di kompetisi internasional seperti Piala Dunia ini. Empat gelar Piala Dunia, menjadi bukti kuatnya Gli Azzurri baik dalam kondisi diunggulkan atau tidak diunggulkan seperti di tahun 2006, saat Calciopoli atau mafia sepakbola menyeruak di Negeri Pizza tersebut.
Soal formasi, baik Roy Hodgson maupun Cesare Prandelli belum menemukan komposisi terbaiknya karena memiliki banyak alternatif formasi. Mulai dari Negeri Ratu Elizabeth, Hodgson cenderung bermain dengan formasi 4-2-3-1 yang berubah menjadi 4-3-3 saat menyerang atau formasi klasik Inggris, 4-4-2.
Minus Danny Welbeck yang diragukan tampil akibat cedera dan Alex Oxlade Chamberlain yang cedera, Hodgson tetap mengandalkan duet Phil Jagielka-Gary Cahill sebagai duo bek tengah yang diapit Leighton Baines dan Glenn Johnson.
Di tengah dua pivot atau gelandang jangkar, biasa diisi duet Liverpool, Steven Gerrard dan Jordan Henderson. Sementara empat pemain di depannya berisikan Wayne Rooney, Daniel Sturridge, Adam Lallana dan Raheem Sterling. Ross Barkley dapat menjadi ‘kartu as’ Inggris bersama dengan Jack Wilshere.
Permainan bola udara akan menjadi sajian utama Inggris untuk menghadapi Italia, memanfaatkan kelebihan mereka dalam duel bola-bola udara. Wayne Rooney dkk akan coba mengambil alih inisiatif serangan dengan bermain cepat dan membuat Italia kesulitan membangun serangan.
Sementara Italia dengan gabungan pemain senior yang membawa Gli Azzurri juara dunia tahun 2006, dengan para pemain muda bertalenta seperti Lorenzo Insigne, Marco Verratti, Ciro Immobile. Selalu menjadi tim yang diunggulkan dalam perhelatan akbar sedunia tersebut, siapapun lawannya.
Prandelli yang memiliki variasi taktik, bergantung dengan keadaan Marco Verratti yang tengah flu. Jika diturunkan, formasi 4-3-1-2 dapat diturunkan dengan Verratti mengisi posisi Ricardo Montolivo sebagai pengalir bola ke depan. Selain itu, ada juga formasi 4-1-4-1 dengan menempatkan Danielle De Rossi atau Andrea Pirlo sebagai sentral serangan.
Eks allenatore Fiorentina itu, juga dapat mengikuti pola formasi Juventus yang terbukti jitu meredam tiki taka Spanyol dua tahun silam, yakni formasi 3 bek dalam skema 3-5-2 yang berubah menjadi 5-3-2 saat bertahan. Kelebihan formasi ini adalah komunikasi yang sudah terjamin kuat, karena tiga bek sentral Italia tersebut, juga menjadi andalan di klub. Ketiga pemain tersebut adalah Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, dan Andrea Barzagli.
Sentral permainan dalam formasi apapun akan tetap dipegang oleh regista terbaik Italia, Pirlo. Sementara di lini depan, posisi attacante utama akan diisi oleh Mario Balotelli. Jika Inggris memiliki Barkley yang dapat menjadi super sub, Italia memiliki pemain-pemain yang serupa pada diri Alessio Cerci, Insigne dan Immobile.
Penguasaan bola? Italia dapat saja unggul jika Pirlo dapat lepas dari kawalan pemain Inggris dan leluasa bermain. Namun dari lima laga persahabatan terakhir yang dilakoni, Inggris lebih unggul karena mampu meraih dua kemenangan (Denmark, Peru), dua hasil imbang (Ekuador, Honduras) dan satu kekalahan atas Jerman.
Sementara Gli Azzurri meraih tiga hasil imbang kontra Nigeria, Republik Irlandia, Luksembourg, satu kekalahan kontra Spanyol dan satu kemenangan klub lokal Brasil, Fluminese dengan skor telak 5-3. (*)
Namun jangan lupa, Italia selalu menjadi tim yang memiliki tradisi kuat di kompetisi internasional seperti Piala Dunia ini. Empat gelar Piala Dunia, menjadi bukti kuatnya Gli Azzurri baik dalam kondisi diunggulkan atau tidak diunggulkan seperti di tahun 2006, saat Calciopoli atau mafia sepakbola menyeruak di Negeri Pizza tersebut.
Soal formasi, baik Roy Hodgson maupun Cesare Prandelli belum menemukan komposisi terbaiknya karena memiliki banyak alternatif formasi. Mulai dari Negeri Ratu Elizabeth, Hodgson cenderung bermain dengan formasi 4-2-3-1 yang berubah menjadi 4-3-3 saat menyerang atau formasi klasik Inggris, 4-4-2.
Minus Danny Welbeck yang diragukan tampil akibat cedera dan Alex Oxlade Chamberlain yang cedera, Hodgson tetap mengandalkan duet Phil Jagielka-Gary Cahill sebagai duo bek tengah yang diapit Leighton Baines dan Glenn Johnson.
Di tengah dua pivot atau gelandang jangkar, biasa diisi duet Liverpool, Steven Gerrard dan Jordan Henderson. Sementara empat pemain di depannya berisikan Wayne Rooney, Daniel Sturridge, Adam Lallana dan Raheem Sterling. Ross Barkley dapat menjadi ‘kartu as’ Inggris bersama dengan Jack Wilshere.
Permainan bola udara akan menjadi sajian utama Inggris untuk menghadapi Italia, memanfaatkan kelebihan mereka dalam duel bola-bola udara. Wayne Rooney dkk akan coba mengambil alih inisiatif serangan dengan bermain cepat dan membuat Italia kesulitan membangun serangan.
Sementara Italia dengan gabungan pemain senior yang membawa Gli Azzurri juara dunia tahun 2006, dengan para pemain muda bertalenta seperti Lorenzo Insigne, Marco Verratti, Ciro Immobile. Selalu menjadi tim yang diunggulkan dalam perhelatan akbar sedunia tersebut, siapapun lawannya.
Prandelli yang memiliki variasi taktik, bergantung dengan keadaan Marco Verratti yang tengah flu. Jika diturunkan, formasi 4-3-1-2 dapat diturunkan dengan Verratti mengisi posisi Ricardo Montolivo sebagai pengalir bola ke depan. Selain itu, ada juga formasi 4-1-4-1 dengan menempatkan Danielle De Rossi atau Andrea Pirlo sebagai sentral serangan.
Eks allenatore Fiorentina itu, juga dapat mengikuti pola formasi Juventus yang terbukti jitu meredam tiki taka Spanyol dua tahun silam, yakni formasi 3 bek dalam skema 3-5-2 yang berubah menjadi 5-3-2 saat bertahan. Kelebihan formasi ini adalah komunikasi yang sudah terjamin kuat, karena tiga bek sentral Italia tersebut, juga menjadi andalan di klub. Ketiga pemain tersebut adalah Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, dan Andrea Barzagli.
Sentral permainan dalam formasi apapun akan tetap dipegang oleh regista terbaik Italia, Pirlo. Sementara di lini depan, posisi attacante utama akan diisi oleh Mario Balotelli. Jika Inggris memiliki Barkley yang dapat menjadi super sub, Italia memiliki pemain-pemain yang serupa pada diri Alessio Cerci, Insigne dan Immobile.
Penguasaan bola? Italia dapat saja unggul jika Pirlo dapat lepas dari kawalan pemain Inggris dan leluasa bermain. Namun dari lima laga persahabatan terakhir yang dilakoni, Inggris lebih unggul karena mampu meraih dua kemenangan (Denmark, Peru), dua hasil imbang (Ekuador, Honduras) dan satu kekalahan atas Jerman.
Sementara Gli Azzurri meraih tiga hasil imbang kontra Nigeria, Republik Irlandia, Luksembourg, satu kekalahan kontra Spanyol dan satu kemenangan klub lokal Brasil, Fluminese dengan skor telak 5-3. (*)