Ratusan Mahasiswa dan Warga Papua Gelar demonstrasi di Kantor Gubernur Sulut/Ist Manadotopnews.com -Terkait kasus tauran yang terjadi ...
Ratusan Mahasiswa dan Warga Papua Gelar demonstrasi di Kantor Gubernur Sulut/Ist |
Manadotopnews.com-Terkait kasus tauran yang terjadi antar Mahasiswa asal Papua dengan
warga yang terjadi di Tataaran, Tondano, Kabupaten Minahasa. Hingga
menimbulkan satu korban jiwa dan luka-luka, pada Minggu (19/10) dini
hari, pekan lalu. Ratusan Mahasiswa dan warga Papua yang ada di Sulut
melakukan demonstrasi di Kantor Gubernur Sulut, Selasa (21/10) tadi.
Aksi meminta perlindungan dan jaminan keamanan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) dengan Aparat Kepolisian Sulut, dilangsungkan dari pagi hingga sore harinya ini. Sempat menimbulkan perdebatan antar para massa aksi dan Pemprov Sulut bersama pihak Polda Sulut.
Pasalnya, massa aksi yang langsung diterima oleh Gubernur Sulut, DR. SH. Sarundajang, Kapolda Sulut Brigjen. Jimmy Palmer Sinaga, Wagub Sulut DR. Djouhari Kansil, Danrem Musa Bangun, serta sejumlah pejabat Eselon II di Lingkungan Pemprov Sulut ini, meminta kepada pihak tersebut agar memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi Mahasiswa Papua yang saat ini masi berada dilokasi asrama mahasiswa di Unima, Tondano.
Bahkan, massa aksi juga mengancam jika tuntutan mereka yang termuat dalam empat poin tidak segera dilaksanakan, maka para mahasiswa asal Papua akan hengka dari tanah Sulut.
"Pihak Polda Sulut harus segera membebaskan tanpa syarat mahasiswa Papua sebanyak 447 jiwa yang masih terkurung diasrama Sendawa Tondano, yang kedua kami memoho agar Pemprov Sulut bersama Pemprov Papua Barat , Tokoh Agama, LS, Aparat Kepolisian, untuk bisa duduk bersama menyelesaikan masalah, yang bukan hanya masalah keamanan, akan tetapi beberapa masalah yang kami hadapi, untuk itu kami berharap agar bisa diselesaikan bersama-sama, yang ketiga kami mohon agar pihak kepolisian bisa mengungkap pelaku pembunuhan, keepat semua pegurusan kepulangan almarhum adalah tanggung jawab Pemprov Sulut. Dan jika semua permohonan kami tidak diindahkan, maka yang akan kami lakukan adalah dengan serius kami menyatakan sikap bahwa kami akan pulang," ungkap salah satu mahasiswa Papua ketika membacakan tuntutan. (*/dk/sh)
Aksi meminta perlindungan dan jaminan keamanan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) dengan Aparat Kepolisian Sulut, dilangsungkan dari pagi hingga sore harinya ini. Sempat menimbulkan perdebatan antar para massa aksi dan Pemprov Sulut bersama pihak Polda Sulut.
Pasalnya, massa aksi yang langsung diterima oleh Gubernur Sulut, DR. SH. Sarundajang, Kapolda Sulut Brigjen. Jimmy Palmer Sinaga, Wagub Sulut DR. Djouhari Kansil, Danrem Musa Bangun, serta sejumlah pejabat Eselon II di Lingkungan Pemprov Sulut ini, meminta kepada pihak tersebut agar memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi Mahasiswa Papua yang saat ini masi berada dilokasi asrama mahasiswa di Unima, Tondano.
Bahkan, massa aksi juga mengancam jika tuntutan mereka yang termuat dalam empat poin tidak segera dilaksanakan, maka para mahasiswa asal Papua akan hengka dari tanah Sulut.
"Pihak Polda Sulut harus segera membebaskan tanpa syarat mahasiswa Papua sebanyak 447 jiwa yang masih terkurung diasrama Sendawa Tondano, yang kedua kami memoho agar Pemprov Sulut bersama Pemprov Papua Barat , Tokoh Agama, LS, Aparat Kepolisian, untuk bisa duduk bersama menyelesaikan masalah, yang bukan hanya masalah keamanan, akan tetapi beberapa masalah yang kami hadapi, untuk itu kami berharap agar bisa diselesaikan bersama-sama, yang ketiga kami mohon agar pihak kepolisian bisa mengungkap pelaku pembunuhan, keepat semua pegurusan kepulangan almarhum adalah tanggung jawab Pemprov Sulut. Dan jika semua permohonan kami tidak diindahkan, maka yang akan kami lakukan adalah dengan serius kami menyatakan sikap bahwa kami akan pulang," ungkap salah satu mahasiswa Papua ketika membacakan tuntutan. (*/dk/sh)