Kondisi Kantor Camat Ratatotok Usai Dibakar Massa/Ist Manadotopnews.com -Ratusan orang yang diduga penambang merusak serta coba memb...
 |
| Kondisi Kantor Camat Ratatotok Usai Dibakar Massa/Ist |
Manadotopnews.com-Ratusan orang yang diduga penambang merusak serta coba membakar kantor
Camat Ratatotok, Minahasa Tenggara (Mitra), Sabtu (20/9). Akibatnya,
sejumlah barang dalam kantor rusak. Api sempat melalap beberapa bagian
dalam kantor sebelum dipadamkan aparat Kepolisian Sektor (Polsek)
Ratatotok.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, aksi tersebut dipicu penyitaan alat-alat tambang yang dilakukan aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Polda Sulut). Penyitaan tersebut merupakan bagian dari penyidikan yang dilakukan aparat Polda terhadap kasus sengketa lahan tambang. Selain penyitaan, aparat juga mengadakan penutupan lokasi tambang.
"Jika begini, kami bisa mati kelaparan," kata seorang yang ikut dalam aksi tersebut. Dikatakannya, warga yang ikut aksi bukan hanya berasal dari Ratatotok, namun juga dari beberapa desa lain. Uniknya, banyak diantara warga adalah ibu-ibu. Merekalah yang berada di baris terdepan, serta paling lantang mengajukan kecaman. "Itu karena merakalah yang paling merasakan dampaknya, biaya rumah tangga berkurang," ujarnya.
Ingin suara mereka didengar, massa pun langsung menuju ke kantor Camat. Tak ada pegawai di sana, hanya beberapa aparat kepolisian yang berjaga-jaga. Itu rupanya membuat massa marah. Diawali lemparan, warga masuk ke dalam kantor, seterusnya melakukan pengrusakan.
Kapolsek Ratatotok Ipda J Panambunan mengaku beruntung, kala itu air tersedia di kamar mandi. Upaya persuasif Polsek selanjutnya bisa menenangkan warga. Satu persatu warga keluar kantor, tak lama kemudian massa pun membubarkan diri. Panambunan kemudian meminta tambahan personil dari rayon Polsek di Mitra serta aparat Kepolisian Resor Minahasa Selatan (Polres Minsel). Dituturkannya, tak ada aksi lanjutan. Keadaan, sebutnya, sudah kondusif. "Namun aparat terus berjaga," kata dia.
Kapolres Minsel, AKBP Iis Kristian SIK ketika dikonfirmasi membenarkan bila demo warga terkait persoalan lahan tambang yang sementara diusut aparat. Ia menyayangkan aksi brutal warga. "Sangat disayangkan, yang mereka rusak adalah kantor Camat," tuturnya. Iis menyatakan, sudah melakukan pertemuan dengan 15 Hukum Tua di desa tersebut. Ia memastikan akan mengusut tuntas kasus perusakan itu. "Kita akan cari siapa otaknya," kata dia.
Ketua DPRD Kabupaten Mitra Tavif Watuseke yang berasal dari Ratatotok menyayangkan aksi brutal warga. "Tetap tenang serta menahan diri," ujarnya. Ia minta aparat agar mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil langkah hukum. Pantauan wartawan hingga hari ini , keadaan sudah kondusif. Aparat bersenjata lengkap terlihat berjaga di sekitar kantor Camat. Police line masih nampak terpasang di beberapa bagian kantor. (*/tm)
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber, aksi tersebut dipicu penyitaan alat-alat tambang yang dilakukan aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Polda Sulut). Penyitaan tersebut merupakan bagian dari penyidikan yang dilakukan aparat Polda terhadap kasus sengketa lahan tambang. Selain penyitaan, aparat juga mengadakan penutupan lokasi tambang.
"Jika begini, kami bisa mati kelaparan," kata seorang yang ikut dalam aksi tersebut. Dikatakannya, warga yang ikut aksi bukan hanya berasal dari Ratatotok, namun juga dari beberapa desa lain. Uniknya, banyak diantara warga adalah ibu-ibu. Merekalah yang berada di baris terdepan, serta paling lantang mengajukan kecaman. "Itu karena merakalah yang paling merasakan dampaknya, biaya rumah tangga berkurang," ujarnya.
Ingin suara mereka didengar, massa pun langsung menuju ke kantor Camat. Tak ada pegawai di sana, hanya beberapa aparat kepolisian yang berjaga-jaga. Itu rupanya membuat massa marah. Diawali lemparan, warga masuk ke dalam kantor, seterusnya melakukan pengrusakan.
Kapolsek Ratatotok Ipda J Panambunan mengaku beruntung, kala itu air tersedia di kamar mandi. Upaya persuasif Polsek selanjutnya bisa menenangkan warga. Satu persatu warga keluar kantor, tak lama kemudian massa pun membubarkan diri. Panambunan kemudian meminta tambahan personil dari rayon Polsek di Mitra serta aparat Kepolisian Resor Minahasa Selatan (Polres Minsel). Dituturkannya, tak ada aksi lanjutan. Keadaan, sebutnya, sudah kondusif. "Namun aparat terus berjaga," kata dia.
Kapolres Minsel, AKBP Iis Kristian SIK ketika dikonfirmasi membenarkan bila demo warga terkait persoalan lahan tambang yang sementara diusut aparat. Ia menyayangkan aksi brutal warga. "Sangat disayangkan, yang mereka rusak adalah kantor Camat," tuturnya. Iis menyatakan, sudah melakukan pertemuan dengan 15 Hukum Tua di desa tersebut. Ia memastikan akan mengusut tuntas kasus perusakan itu. "Kita akan cari siapa otaknya," kata dia.
Ketua DPRD Kabupaten Mitra Tavif Watuseke yang berasal dari Ratatotok menyayangkan aksi brutal warga. "Tetap tenang serta menahan diri," ujarnya. Ia minta aparat agar mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil langkah hukum. Pantauan wartawan hingga hari ini , keadaan sudah kondusif. Aparat bersenjata lengkap terlihat berjaga di sekitar kantor Camat. Police line masih nampak terpasang di beberapa bagian kantor. (*/tm)
