Tari Katrili, Salah Satu Budaya Khas Suku Borgo di Sulut/Ist Manadotopnews.com -Suku Borgo, adalah salah satu sub-suku Minahasa yang te...
Tari Katrili, Salah Satu Budaya Khas Suku Borgo di Sulut/Ist |
Suku Borgo ini pada awalnya adalah keturunan-keturunan dari hasil perkawinan campuran antara bangsa Spanyol, Portugis dan Belanda dengan suku asli Minahasa. Semenjak kedatangan bangsa eropa ke Minahasa yang diawali Spanyol dan Portugis, lalu kemudian menyusul Belanda terjadilah pernikahan silang antara pendatang dari eropa dengan penduduk lokal Minahasa. Dari pernikahan-pernikahan tersebut lahirlah keturunan-keturunan dengan ciri-ciri fisik ke-eropa-eropaan yang akhirnya membentuk suatu komunitas baru, yang disebut sebagai suku Borgo. Suku Borgo, masuk dalam sub-suku Toumbulu. Karena dengan orang-orang.Tombulu lah, para pendatang Eropa ini melakukan hubungan, dan terjadi perkawinan silang, sehingga muncul masyarakat suku Borgo.
Pada waktu pendudukan orang Spanyol dan Portugis di wilayah Manado ini, terjalin hubungan yang baik antara pendatang dari Eropa dan penduduk asli. Sekolah dan gereja dibangun di daerah ini, sehingga penduduk asli daerah ini pun mendapatkan kemajuan dalam bidang pendidikan. Setelah gereja Katolik dan gereja Protestan banyak dibangun di daerah ini, maka banyaklah penduduk asli yang memeluk agama Kristen.
Masyarakat suku Borgo, seluruhnya memeluk agama Kristen, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Saat ini agama Kristen berkembang pesat di daerah ini, dengan hadirnya agama Kristen dari berbagai denominasi, seperti Advent, Baptist, Pentakosta, Kharismatic dan lain-lain.
Suku Borgo sekarang menjadi bagian dari Minahasa. Secara budaya dan adat-istiadat, mereka tetap melaksanakan adat-istiadat dan budaya Minahasa. Walaupun ada sedikit perbedaan, tapi itu tetap diterima sebagai bagian dari Minahasa.
Salah satu budaya suku Borgo, yang merupakan budaya peninggalan Spanyol dan Portugis, sekitar abad ke-16, yang masih bertahan hingga saat ini adalah tari Katrili. Tari Katrili sangat akrab dengan masyarakat suku Minahasa. Meski sudah berusia ratusan tahun, tarian tradisional ini tetap lestari. Tarian ini biasanya digelar pada acara-acara penting. Tarian ini menggambarkan tentang pergaulan remaja dan muda-mudi.
Tarian dibawakan oleh para penari dengan lincah serta wajah-wajah ceria. Para penari terlihat begitu dinamis dan tetap semangat, seiring irama bernuansa musik country yang mengiringi tarian ini. Kostum yang dikenakan para penari terlihat jelas bercirikan budaya Eropa. (*)