Cuaca Buruk, Gelombang Ombak Tinggi/Ist Sangihe, MTN.com -Selang beberapa hari terakhir wilayah Nusa Utara khususnya Kabupaten Sangihe...
Cuaca Buruk, Gelombang Ombak Tinggi/Ist |
Sangihe, MTN.com-Selang beberapa hari terakhir wilayah Nusa
Utara khususnya Kabupaten Sangihe diselimuti cuaca buruk yang memicu
terjadinya gelombang tinggi dan deras, sehingga berdampak buruk pada
keberadaan talud di Kelurahan Tidore, Kecamatan Tahuna. Talud ini
mengalami kerusakan setelah dihantam sebuah kapal LCT yang digiring
ombak, kemarin.
Berdasarkan informasi yang dirangkum, sebuah kapal LCT yang mengangkut tiang pancang untuk keperluan pembangunan jembatan yang menghubungkan Muara Towo’e dan Tidore, terseret ke pinggiran talud setelah diombang-ambingkan gelombang. Saking derasnya terpaan gelombang, kapal tersebut akhirnya menghantam talud sehingga membuat bois penyangga penahan ombak di Jalan Boulevard Tahuna ini rusak.
”Untung saja kapal cepat ditarik. Kalau tidak kerusakan talud akan lebih parah karena terus dihantam kapal. Malah bisa-bisa talud ini jebol," nilai Musadi, salah seorang warga Tidore.
Ia berharap pemerintah segera memperbaiki kerusakan itu agar keberadaan talud kembali normal. Sebagai warga Tidore, Musadi menyebut talud tersebut punya manfaat penting dalam menghalangi ombak menerjang pemukiman warga.
"Kalau perlu, pihak kontraktor pemilik tiang pancang yang dimuat di kapal harus mengganti atau memperbaiki kerusakan ini. Sebab, itu juga andil dari mereka," cetusnya.
Tak cuma itu, Musadi menyebut nahkoda kapal LCT dimaksud juga ikut bertanggungjawab atas insiden itu. Pasalnya, dengan kondisi gelombang pasang yang deras seharusnya disikapi nahkoda kapal untuk menyiapkan langkah antisipasi. Namun pada kenyataannya, kapal tersebut hanya dibiarkan terombang-ambing sebelum membentur talud. (*/hm)
Berdasarkan informasi yang dirangkum, sebuah kapal LCT yang mengangkut tiang pancang untuk keperluan pembangunan jembatan yang menghubungkan Muara Towo’e dan Tidore, terseret ke pinggiran talud setelah diombang-ambingkan gelombang. Saking derasnya terpaan gelombang, kapal tersebut akhirnya menghantam talud sehingga membuat bois penyangga penahan ombak di Jalan Boulevard Tahuna ini rusak.
”Untung saja kapal cepat ditarik. Kalau tidak kerusakan talud akan lebih parah karena terus dihantam kapal. Malah bisa-bisa talud ini jebol," nilai Musadi, salah seorang warga Tidore.
Ia berharap pemerintah segera memperbaiki kerusakan itu agar keberadaan talud kembali normal. Sebagai warga Tidore, Musadi menyebut talud tersebut punya manfaat penting dalam menghalangi ombak menerjang pemukiman warga.
"Kalau perlu, pihak kontraktor pemilik tiang pancang yang dimuat di kapal harus mengganti atau memperbaiki kerusakan ini. Sebab, itu juga andil dari mereka," cetusnya.
Tak cuma itu, Musadi menyebut nahkoda kapal LCT dimaksud juga ikut bertanggungjawab atas insiden itu. Pasalnya, dengan kondisi gelombang pasang yang deras seharusnya disikapi nahkoda kapal untuk menyiapkan langkah antisipasi. Namun pada kenyataannya, kapal tersebut hanya dibiarkan terombang-ambing sebelum membentur talud. (*/hm)